Old Shanghai

haijakarta.com – Old Shanghai bisa menjadi pilihan tepat kalau kalian ingin wisata kuliner berkonsep tematik ala Chinatown di Sedayu City. Pilihan kuliner halal pun ada di sini! Sudah beroperasi sejak Juli 2022, kawasan ini berdiri di atas lahan seluas 14.515 meter persegi. Serta didukung oleh arsitektur dan desain yang unik dan memiliki suasana ala kota Shanghai.

Old Shanghai

Old Shanghai merujuk pada era keemasan kota Shanghai pada awal abad ke-20, terutama antara tahun 1920-an hingga 1940-an. Pada masa ini, Shanghai menjadi salah satu kota paling dinamis di dunia, terkenal dengan arsitektur art deco-nya, kehidupan malam yang mewah, serta perpaduan budaya Timur dan Barat. Old Shanghai sering kali diromantisasi dalam literatur, film, dan seni, menggambarkan kota yang penuh dengan kemewahan, intrik, serta perubahan sosial dan politik yang cepat.

1. Latar Belakang Sejarah

  • Kolonialisme dan Konsesi Asing: Setelah Perang Candu, Shanghai menjadi kota terbuka bagi perdagangan internasional, dengan beberapa wilayah kota dijadikan konsesi oleh negara-negara Barat dan Jepang. Konsesi ini memberikan pengaruh besar pada arsitektur, ekonomi, dan budaya kota.
  • Pusat Perdagangan: Shanghai menjadi pusat perdagangan internasional dan keuangan, dengan pelabuhannya yang sibuk dan distrik bisnis yang berkembang pesat.
  • Imigrasi dan Multikulturalisme: Kota ini menjadi tempat tujuan bagi imigran dari seluruh dunia, termasuk pedagang, pekerja, dan pengungsi, menciptakan komunitas yang sangat beragam secara budaya dan etnis.

2. Arsitektur dan Perkembangan Kota

  • Art Deco: Shanghai dikenal sebagai salah satu kota dengan koleksi bangunan art deco terbesar di dunia. Distrik Bund, misalnya, terkenal dengan deretan gedung-gedung art deco yang megah, yang hingga kini menjadi ikon kota.
  • Lilong: Selain bangunan art deco, Shanghai juga terkenal dengan lilong, yaitu rumah-rumah tradisional yang terletak di gang-gang sempit. Lilong menjadi simbol kehidupan kota yang padat dan dinamis.
  • Distrik Asing: Di distrik konsesi asing, seperti French Concession dan International Settlement, bangunan dan gaya hidup mencerminkan perpaduan budaya Barat dan Timur, dengan klub malam, restoran mewah, dan hotel-hotel internasional.

3. Kehidupan Sosial dan Budaya

  • Kehidupan Malam: Old Shanghai terkenal dengan kehidupan malamnya yang semarak. Klub malam, kasino, dan teater sering kali menjadi tempat berkumpulnya para elit, ekspatriat, dan selebriti pada masa itu.
  • Musik dan Film: Era ini juga menyaksikan perkembangan industri musik dan film, dengan Shanghai menjadi pusat produksi film dan musik populer di Asia. Lagu-lagu Shanghai jazz dan film-film klasik menjadi bagian penting dari budaya pop pada masa itu.
  • Mode dan Gaya Hidup: Pengaruh Barat sangat terasa dalam mode dan gaya hidup masyarakat elit di Shanghai. Wanita-wanita mengenakan cheongsam yang elegan, dan banyak orang muda yang mengadopsi gaya hidup modern ala Barat.

4. Politik dan Perubahan Sosial

  • Kompleksitas Politik: Pada masa Old Shanghai, kota ini juga menjadi pusat politik yang kompleks, dengan kehadiran berbagai kekuatan asing, kelompok revolusioner, dan gang-gang kriminal. Kota ini menjadi latar belakang bagi banyak peristiwa penting dalam sejarah Tiongkok, termasuk perang saudara dan awal mula revolusi.
  • Pengaruh Komunis: Di akhir era ini, pengaruh Komunis mulai berkembang, yang akhirnya mengarah pada perubahan besar di Shanghai dan seluruh Tiongkok setelah Revolusi Tiongkok pada 1949.

5. Warisan dan Pengaruh

  • Pengaruh Abadi: Meskipun banyak perubahan sejak era Old Shanghai, warisan arsitektur, budaya, dan sejarah kota ini tetap hidup. Banyak bangunan dan kawasan dari era tersebut yang masih berdiri dan menjadi tujuan wisata populer.
  • Romantisasi dalam Budaya Populer: Old Shanghai sering digambarkan dalam film, buku, dan musik, baik di Tiongkok maupun di luar negeri, sebagai simbol dari era yang penuh glamor, misteri, dan transformasi.
  • Destinasi Wisata: Saat ini, Shanghai mempertahankan beberapa kawasan bersejarah yang dipugar, seperti The Bund, French Concession, dan beberapa lilong, yang memberikan gambaran tentang kehidupan kota pada masa kejayaannya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan