- Peran Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
- Mekanisme Intervensi Bank Indonesia di Pasar Valuta Asing
- Kebijakan Moneter Bank Indonesia dan Pengaruhnya terhadap Nilai Tukar Rupiah
- Faktor-Faktor Eksternal dan Antisipasi Bank Indonesia
- Efektivitas Instrumen Kebijakan Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah (2019-2023)
- Respons Bank Indonesia terhadap Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah yang Tajam Akibat Krisis Global (Skenario Hipotetis)
- Dampak Stabilitas Nilai Tukar terhadap Neraca Pembayaran Indonesia (NPI): Peran Bank Indonesia Dalam Menstabilkan Nilai Tukar Dan Dampaknya Pada Cadev Indonesia
- Hubungan Stabilitas Nilai Tukar Rupiah dan Kinerja Ekspor-Impor
- Dampak Stabilitas Nilai Tukar terhadap Arus Modal Asing
- Potensi Risiko terhadap NPI Akibat Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
- Dampak Positif Stabilitas Nilai Tukar terhadap Investasi Asing Langsung (FDI)
- Kontribusi Stabilitas Nilai Tukar terhadap Peningkatan Cadangan Devisa Indonesia
- Dampak Stabilitas Nilai Tukar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Pengaruh Stabilitas Nilai Tukar terhadap Daya Saing Produk Ekspor Indonesia
- Dampak Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat dan Peran Stabilitas Nilai Tukar
- Pengaruh Stabilitas Nilai Tukar terhadap Investasi Domestik
- Dampak Positif Stabilitas Nilai Tukar terhadap Sektor Pariwisata Indonesia
- Korelasi Stabilitas Nilai Tukar dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (10 Tahun Terakhir)
- Cadangan Devisa (CADEV) Indonesia dan Hubungannya dengan Stabilitas Nilai Tukar
- Peran Cadangan Devisa dalam Mendukung Stabilitas Nilai Tukar Rupiah, Peran bank indonesia dalam menstabilkan nilai tukar dan dampaknya pada cadev indonesia
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Cadangan Devisa Indonesia
- Strategi Bank Indonesia dalam Mengelola Cadangan Devisa untuk Menjaga Stabilitas Nilai Tukar
- Manfaat Cadangan Devisa yang Cukup bagi Perekonomian Indonesia
- Potensi Risiko Jika Cadangan Devisa Indonesia Menurun Drastis
- Simpulan Akhir
Peran Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar dan dampaknya pada CADEV Indonesia menjadi sorotan utama dalam menjaga kesehatan ekonomi nasional. Stabilitas nilai tukar Rupiah bukan hanya sekadar angka, melainkan fondasi kokoh bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bagaimana BI menjalankan perannya, dan apa dampaknya terhadap cadangan devisa dan sektor riil ekonomi Indonesia? Mari kita telusuri lebih dalam.
Melalui berbagai instrumen kebijakan moneter dan intervensi pasar, Bank Indonesia berupaya menjaga nilai tukar Rupiah agar tetap stabil. Keberhasilannya berdampak signifikan pada neraca pembayaran, investasi asing, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Namun, tantangan eksternal seperti gejolak ekonomi global tetap menjadi faktor yang perlu diantisipasi. Artikel ini akan mengulas secara komprehensif peran vital BI dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
Peran Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Stabilitas nilai tukar Rupiah merupakan pilar penting perekonomian Indonesia. Fluktuasi nilai tukar yang tajam dapat mengganggu stabilitas harga, investasi, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Bank Indonesia (BI) memegang peran krusial dalam menjaga stabilitas tersebut melalui berbagai instrumen kebijakan moneter dan intervensi di pasar valuta asing. Artikel ini akan mengulas secara rinci peran BI dalam menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah dan dampaknya terhadap neraca pembayaran Indonesia.
Mekanisme Intervensi Bank Indonesia di Pasar Valuta Asing
BI memiliki beberapa mekanisme intervensi untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah. Intervensi langsung dilakukan melalui pembelian atau penjualan valuta asing di pasar spot. Jika Rupiah melemah tajam, BI dapat menjual valuta asing untuk meningkatkan permintaan Rupiah dan menahan pelemahan. Sebaliknya, jika Rupiah menguat terlalu cepat, BI dapat membeli valuta asing untuk mengurangi tekanan penguatan. Selain intervensi langsung, BI juga menggunakan instrumen derivatif seperti transaksi swap valuta asing untuk mengelola risiko dan mengurangi volatilitas nilai tukar.
Intervensi ini dilakukan secara terukur dan terarah, dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan fundamental ekonomi.
Kebijakan Moneter Bank Indonesia dan Pengaruhnya terhadap Nilai Tukar Rupiah
Kebijakan moneter BI, terutama suku bunga acuan (BI7DRR), memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai tukar Rupiah. Kenaikan suku bunga acuan umumnya akan menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia karena imbal hasil investasi menjadi lebih tinggi, sehingga meningkatkan permintaan Rupiah dan menguatkan nilai tukarnya. Contohnya, pada tahun 2018, ketika BI menaikkan BI7DRR untuk mengendalikan inflasi, nilai tukar Rupiah cenderung menguat.
Sebaliknya, penurunan suku bunga acuan dapat melemahkan Rupiah karena mengurangi daya tarik investasi di Indonesia. Selain suku bunga, kebijakan lain seperti reserve requirement ratio (RRR) dan kebijakan makroprudensial juga berpengaruh terhadap nilai tukar, meskipun dampaknya tidak langsung dan bersifat komplementer.
Faktor-Faktor Eksternal dan Antisipasi Bank Indonesia
Nilai tukar Rupiah juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti dinamika ekonomi global, harga komoditas, dan sentimen pasar internasional. Contohnya, perang dagang AS-China, kenaikan suku bunga The Fed, dan penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia dapat melemahkan Rupiah. BI mengantisipasi faktor-faktor eksternal ini melalui analisis dan pemantauan yang ketat terhadap kondisi ekonomi global dan pasar keuangan internasional. BI juga melakukan koordinasi dengan otoritas moneter negara lain dan lembaga internasional untuk menjaga stabilitas sistem keuangan global dan mengurangi dampak negatif terhadap nilai tukar Rupiah.
Efektivitas Instrumen Kebijakan Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah (2019-2023)
Instrumen Kebijakan | Tahun Implementasi | Dampak terhadap Nilai Tukar | Evaluasi Efektivitas |
---|---|---|---|
Penyesuaian BI7DRR | 2019, 2020, 2022, 2023 | Beragam, tergantung kondisi ekonomi dan pasar; umumnya efektif dalam mengendalikan inflasi dan menstabilkan nilai tukar dalam jangka menengah | Relatif efektif, namun membutuhkan koordinasi dengan kebijakan fiskal |
Intervensi Pasar Valuta Asing | Berkelanjutan | Membantu meredam volatilitas nilai tukar jangka pendek | Efektif dalam situasi krisis, namun tidak berkelanjutan sebagai solusi jangka panjang |
Kebijakan Makroprudensial | Berkelanjutan | Meningkatkan ketahanan sistem keuangan terhadap guncangan eksternal, secara tidak langsung mempengaruhi nilai tukar | Efektif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, dampak terhadap nilai tukar bersifat tidak langsung |
Kebijakan Operasi Moneter | Berkelanjutan | Membantu mengelola likuiditas pasar dan menjaga stabilitas suku bunga, yang berdampak pada nilai tukar | Efektif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan nilai tukar secara terukur |
Respons Bank Indonesia terhadap Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah yang Tajam Akibat Krisis Global (Skenario Hipotetis)
Misalnya, jika krisis global memicu penurunan tajam nilai Rupiah, BI akan merespon dengan langkah-langkah komprehensif. Langkah pertama adalah melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menahan pelemahan yang berlebihan. Bersamaan dengan itu, BI dapat menaikkan BI7DRR untuk menarik aliran modal asing dan memperkuat Rupiah. Selain itu, BI akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk merumuskan kebijakan fiskal yang mendukung stabilitas makroekonomi.
Langkah-langkah makroprudensial juga akan diperketat untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Koordinasi dengan lembaga internasional dan bank sentral negara lain juga akan ditingkatkan untuk mengurangi dampak negatif krisis global terhadap perekonomian Indonesia dan nilai tukar Rupiah. Contohnya, pada saat krisis keuangan Asia 1997-1998, BI mengambil langkah-langkah serupa, meskipun dengan konteks dan skala yang berbeda.
Dampak Stabilitas Nilai Tukar terhadap Neraca Pembayaran Indonesia (NPI): Peran Bank Indonesia Dalam Menstabilkan Nilai Tukar Dan Dampaknya Pada Cadev Indonesia

Stabilitas nilai tukar Rupiah merupakan faktor krusial dalam menjaga kesehatan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Fluktuasi nilai tukar yang tajam dapat memicu ketidakpastian ekonomi dan berdampak signifikan terhadap kinerja ekspor-impor, arus modal asing, dan cadangan devisa negara. Peran Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ini tak dapat dipandang sebelah mata, mengingat dampaknya yang luas dan mendalam terhadap perekonomian nasional.
Hubungan Stabilitas Nilai Tukar Rupiah dan Kinerja Ekspor-Impor
Nilai tukar Rupiah yang stabil menciptakan iklim perdagangan yang lebih predictable. Kurs Rupiah yang terdepresiasi secara signifikan dapat meningkatkan daya saing ekspor, namun juga dapat meningkatkan biaya impor dan berpotensi memicu inflasi. Sebaliknya, apresiasi Rupiah yang berlebihan dapat menurunkan daya saing ekspor dan meningkatkan surplus impor. Stabilitas nilai tukar membantu pelaku usaha dalam perencanaan bisnis jangka panjang, mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi kurs yang tidak terduga, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dampak Stabilitas Nilai Tukar terhadap Arus Modal Asing
Investor asing cenderung lebih tertarik berinvestasi di negara dengan nilai tukar yang stabil. Ketidakpastian nilai tukar dapat menimbulkan risiko kerugian bagi investor, sehingga mereka akan cenderung menghindari negara dengan volatilitas nilai tukar yang tinggi. Stabilitas nilai tukar meningkatkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia, mendorong masuknya investasi asing baik dalam bentuk Portofolio maupun Investasi Langsung (FDI), yang pada akhirnya berkontribusi positif terhadap NPI.
Potensi Risiko terhadap NPI Akibat Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Volatilitas nilai tukar Rupiah yang tinggi dapat menimbulkan berbagai risiko terhadap NPI. Misalnya, peningkatan impor yang signifikan akibat depresiasi Rupiah dapat menyebabkan defisit transaksi berjalan membengkak. Hal ini dapat menekan cadangan devisa dan meningkatkan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah. Selain itu, ketidakpastian nilai tukar dapat menyebabkan investor asing menarik investasinya, yang berdampak negatif terhadap arus modal masuk dan cadangan devisa.
Dampak Positif Stabilitas Nilai Tukar terhadap Investasi Asing Langsung (FDI)
Stabilitas nilai tukar menciptakan lingkungan investasi yang lebih kondusif, mengurangi risiko kerugian bagi investor asing, dan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini mendorong peningkatan investasi asing langsung (FDI) yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan cadangan devisa. Dengan demikian, stabilitas nilai tukar menjadi katalis penting bagi peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kontribusi Stabilitas Nilai Tukar terhadap Peningkatan Cadangan Devisa Indonesia
Stabilitas nilai tukar Rupiah berkontribusi positif terhadap peningkatan cadangan devisa Indonesia. Arus modal asing yang masuk akibat kepercayaan investor terhadap stabilitas nilai tukar akan meningkatkan cadangan devisa. Cadangan devisa yang memadai memberikan bantalan bagi Bank Indonesia untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing guna menjaga stabilitas nilai tukar, menciptakan siklus positif yang memperkuat perekonomian Indonesia.
Dampak Stabilitas Nilai Tukar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing merupakan faktor krusial dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai tukar yang stabil menciptakan iklim investasi yang kondusif, mendorong ekspor, dan menekan inflasi. Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar berdampak signifikan pada berbagai sektor ekonomi, meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.
Pengaruh Stabilitas Nilai Tukar terhadap Daya Saing Produk Ekspor Indonesia
Nilai tukar Rupiah yang stabil memberikan kepastian bagi para eksportir. Ketika nilai tukar Rupiah relatif stabil dan cenderung depresiasi secara terkendali, produk ekspor Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar internasional karena harganya menjadi lebih murah bagi pembeli asing. Sebaliknya, fluktuasi nilai tukar yang tajam dapat menimbulkan ketidakpastian, membuat perencanaan ekspor menjadi sulit dan mengurangi daya saing produk Indonesia di kancah global.
Stabilitas ini memungkinkan eksportir untuk merencanakan produksi dan pemasaran dengan lebih baik, sehingga meningkatkan volume dan nilai ekspor.
Dampak Inflasi terhadap Daya Beli Masyarakat dan Peran Stabilitas Nilai Tukar
Inflasi yang tinggi menggerus daya beli masyarakat. Stabilitas nilai tukar berperan penting dalam mengendalikan inflasi, khususnya inflasi impor. Ketika nilai tukar Rupiah stabil, harga barang impor cenderung terjaga, sehingga mencegah lonjakan harga yang signifikan. Sebaliknya, pelemahan Rupiah yang drastis akan meningkatkan harga barang impor, memicu inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat. Dengan demikian, stabilitas nilai tukar berkontribusi pada stabilitas harga dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pengaruh Stabilitas Nilai Tukar terhadap Investasi Domestik
Investor, baik domestik maupun asing, cenderung lebih tertarik berinvestasi di negara dengan nilai tukar yang stabil. Stabilitas nilai tukar mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi mata uang, sehingga meningkatkan kepercayaan investor. Investasi yang masuk akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, dan pengembangan infrastruktur. Ketidakpastian nilai tukar justru dapat menghambat investasi karena investor akan enggan mengambil risiko kerugian yang besar akibat fluktuasi mata uang yang tidak terprediksi.
Dampak Positif Stabilitas Nilai Tukar terhadap Sektor Pariwisata Indonesia
Bayangkan seorang wisatawan asing yang merencanakan liburan ke Bali. Jika nilai tukar Rupiah stabil, mereka dapat dengan mudah menghitung biaya perjalanan dan merencanakan anggaran dengan lebih akurat. Stabilitas nilai tukar membuat biaya perjalanan menjadi lebih terprediksi, sehingga menarik lebih banyak wisatawan asing. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, sektor pariwisata Indonesia akan tumbuh pesat, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan devisa negara.
Sebaliknya, fluktuasi nilai tukar yang tajam akan membuat perencanaan perjalanan menjadi lebih sulit dan mahal, sehingga dapat mengurangi minat wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia.
Korelasi Stabilitas Nilai Tukar dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (10 Tahun Terakhir)
Selama 10 tahun terakhir, secara umum terdapat korelasi positif antara stabilitas nilai tukar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Periode dengan stabilitas nilai tukar yang relatif tinggi, biasanya diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Namun, perlu diingat bahwa stabilitas nilai tukar hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Faktor lain seperti kebijakan fiskal, investasi, dan iklim bisnis juga berperan penting.
Analisis yang lebih mendalam memerlukan data ekonomi makro yang komprehensif dan model ekonometrika yang tepat. Sebagai contoh, periode 2013-2014 yang relatif stabil nilai tukarnya, diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, sedangkan periode 2015 yang mengalami pelemahan Rupiah yang cukup signifikan, pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan.
Cadangan Devisa (CADEV) Indonesia dan Hubungannya dengan Stabilitas Nilai Tukar
Cadangan devisa (CADEV) merupakan aset luar negeri yang dimiliki oleh Bank Indonesia (BI) dan berperan krusial dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Besarnya CADEV mencerminkan kemampuan Indonesia dalam menghadapi guncangan ekonomi eksternal dan mendukung perekonomian domestik. Peran BI dalam mengelola CADEV sangat vital, mengingat fluktuasi nilai tukar dapat berdampak signifikan pada inflasi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Artikel ini akan mengulas lebih dalam hubungan CADEV dengan stabilitas nilai tukar Rupiah, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta strategi BI dalam pengelolaannya.
Peran Cadangan Devisa dalam Mendukung Stabilitas Nilai Tukar Rupiah, Peran bank indonesia dalam menstabilkan nilai tukar dan dampaknya pada cadev indonesia
Cadangan devisa berfungsi sebagai penyangga utama terhadap gejolak nilai tukar Rupiah. Ketika terjadi tekanan terhadap Rupiah, misalnya karena arus modal keluar yang besar, BI dapat menggunakan CADEV untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing. Intervensi ini dapat berupa pembelian Rupiah untuk meningkatkan permintaan dan menopang nilai tukarnya. Dengan demikian, CADEV menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mencegah depresiasi yang tajam.
Kepercayaan pasar terhadap kemampuan BI dalam mengelola CADEV juga turut mempengaruhi stabilitas nilai tukar. Semakin besar dan kuat CADEV, semakin tinggi kepercayaan pasar terhadap kemampuan Indonesia untuk menghadapi guncangan ekonomi eksternal.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Cadangan Devisa Indonesia
Beberapa faktor internal dan eksternal secara signifikan mempengaruhi jumlah CADEV Indonesia. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan membentuk dinamika yang kompleks.
- Neraca Pembayaran: Surplus neraca pembayaran, terutama dari sektor ekspor dan pariwisata, meningkatkan CADEV. Sebaliknya, defisit neraca pembayaran dapat mengurangi CADEV.
- Arus Modal Asing: Aliran masuk modal asing, baik berupa investasi langsung maupun portofolio, meningkatkan CADEV. Sebaliknya, arus modal keluar mengurangi CADEV.
- Harga Komoditas Ekspor: Kenaikan harga komoditas ekspor utama Indonesia, seperti batu bara dan minyak sawit, meningkatkan penerimaan devisa dan menambah CADEV.
- Kebijakan Moneter: Kebijakan moneter yang ketat dapat menarik modal asing dan meningkatkan CADEV, namun juga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
- Kondisi Ekonomi Global: Kondisi ekonomi global yang tidak stabil, seperti perang dagang atau resesi global, dapat mempengaruhi arus modal asing dan berdampak pada CADEV.
Strategi Bank Indonesia dalam Mengelola Cadangan Devisa untuk Menjaga Stabilitas Nilai Tukar
BI menerapkan berbagai strategi dalam mengelola CADEV untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Strategi ini didesain untuk menjaga keseimbangan antara menjaga stabilitas nilai tukar dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
- Intervensi Pasar Valuta Asing: BI melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah, baik melalui pembelian maupun penjualan valuta asing.
- Pengelolaan Portofolio Investasi: BI menginvestasikan CADEV dalam berbagai instrumen investasi yang aman dan likuid untuk mendapatkan return dan menjaga nilai CADEV.
- Kerjasama Internasional: BI menjalin kerjasama dengan bank sentral negara lain untuk meningkatkan koordinasi kebijakan moneter dan menjaga stabilitas sistem keuangan internasional.
- Transparansi dan Komunikasi: BI secara transparan mengkomunikasikan kebijakan pengelolaan CADEV kepada publik untuk meningkatkan kepercayaan pasar.
Manfaat Cadangan Devisa yang Cukup bagi Perekonomian Indonesia
- Menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah: Meminimalisir volatilitas nilai tukar dan melindungi perekonomian dari guncangan eksternal.
- Menopang Pembiayaan Impor: Memastikan ketersediaan devisa untuk membiayai impor barang dan jasa yang dibutuhkan.
- Meningkatkan Kepercayaan Investor: Menunjukkan kemampuan Indonesia dalam mengelola ekonomi dan menarik investasi asing.
- Memberikan Ruang Kebijakan Fiskal dan Moneter: Memberikan fleksibilitas bagi pemerintah dan BI dalam menjalankan kebijakan ekonomi.
- Memperkuat Posisi Indonesia di Pasar Internasional: Meningkatkan daya saing dan kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia di mata dunia.
Potensi Risiko Jika Cadangan Devisa Indonesia Menurun Drastis
Penurunan drastis CADEV dapat memicu berbagai risiko bagi perekonomian Indonesia. Situasi ini dapat mengakibatkan krisis kepercayaan pasar, depresiasi Rupiah yang tajam, kesulitan dalam membiayai impor, dan meningkatnya inflasi. Hal ini juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menimbulkan ketidakstabilan politik dan sosial.
Contohnya, krisis keuangan Asia tahun 1997-1998 menunjukkan dampak negatif dari penurunan CADEV yang signifikan. Depresiasi Rupiah yang tajam menyebabkan inflasi melonjak dan perekonomian Indonesia mengalami kontraksi yang dalam. Oleh karena itu, pengelolaan CADEV yang hati-hati dan efektif sangat penting untuk mencegah terjadinya krisis serupa.
Simpulan Akhir
Stabilitas nilai tukar Rupiah, yang dijaga ketat oleh Bank Indonesia, terbukti menjadi pilar penting bagi perekonomian Indonesia. Keberhasilan BI dalam mengelola kebijakan moneter dan intervensi pasar berdampak positif pada CADEV, menarik investasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Meskipun tantangan global selalu ada, komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar menjadi kunci dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan memastikan ketahanan ekonomi Indonesia di masa depan.