Pj Gubernur Serahkan Apresiasi Juara STQH Nasional ke-27

haijakarta.com – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono menyerahkan apresiasi kepada kafilah DKI Jakarta yang sukses menorehkan prestasi di ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional 2023. Apresiasi ini diserahkan di Balairung, Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, pada Kamis (23/11).

Dalam ajang STQH Nasional ke-27, kafilah DKI sukses merebut juara umum ke-2 dengan torehan 11 peserta menjadi juara terbaik dan harapan.

Pj Gubernur Serahkan Apresiasi Juara STQH Nasional ke-27

STQH Nasional: Puncak Kemeriahan dan Keindahan Sastra di Indonesia

Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH) Nasional merupakan ajang prestisius yang menjadi panggung bagi para penghafal Al-Quran dan Hadits dari seluruh Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri kekayaan budaya, spiritualitas, dan makna mendalam yang terkandung dalam STQH Nasional.

1. Kemeriahan Pergulatan Tilawah: STQH Nasional tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga puncak dari perjalanan panjang para penghafal Al-Quran dan Hadits. Peserta dari berbagai daerah bersaing dalam pergulatan tilawah, mempersembahkan bacaan Al-Quran dan Hadits dengan keindahan dan kefasihan yang luar biasa.

2. Peluang Menyebarluaskan Ilmu: Melalui STQH Nasional, para peserta memiliki peluang untuk menyebarluaskan ilmu Al-Quran dan Hadits. Pengetahuan dan kefasihan mereka dalam membaca dan memahami teks suci Islam menjadi inspirasi bagi orang lain, membantu penyebaran nilai-nilai kearifan Islam di tengah masyarakat.

3. Ajang Silaturahmi Nasional: STQH Nasional bukan hanya tentang persaingan, tetapi juga tentang silaturahmi. Para peserta berkumpul, berbagi pengalaman, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah, menciptakan atmosfer kekeluargaan dan persaudaraan.

4. Pencarian Bakat Tilawah dan Hafalan: Salah satu tujuan STQH Nasional adalah mencari bakat tilawah dan hafalan terbaik di Indonesia. Melalui proses seleksi yang ketat, para peserta memamerkan kemampuan luar biasa mereka dalam membaca dan menghafal teks suci Al-Quran dan Hadits.

5. Spiritualitas dan Kedalaman Makna: STQH Nasional tidak hanya menilai aspek teknis tilawah, tetapi juga spiritualitas dan kedalaman makna yang disampaikan oleh para peserta. Ini menciptakan dimensi yang lebih luas, di mana peserta tidak hanya menjadi penghafal, tetapi juga pemaham dan penyalur nilai-nilai Islam.

6. Pemberdayaan Pemuda: Acara ini juga merupakan bentuk pemberdayaan pemuda dalam bidang keagamaan. STQH Nasional memberikan panggung bagi pemuda Muslim Indonesia untuk tampil dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

7. Inspirasi bagi Generasi Mendatang: Para peserta STQH Nasional menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Prestasi mereka membuktikan bahwa kecintaan pada Al-Quran dan Hadits tidak hanya sebatas ibadah, tetapi juga menjadi sumber motivasi untuk meraih prestasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

8. Perayaan Keanekaragaman Budaya Islam: STQH Nasional menjadi perayaan keanekaragaman budaya Islam di Indonesia. Berbagai tradisi dan adat istiadat dari berbagai daerah menjadi bagian dari pesta sastra ini, menciptakan gambaran indah keberagaman budaya dalam cakupan Islam.

Penutup: STQH Nasional, Persembahan Kecintaan pada Al-Quran dan Hadits STQH Nasional bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga persembahan kecintaan pada Al-Quran dan Hadits. Melalui puncak kemeriahan ini, terpancar semangat cinta dan dedikasi tinggi untuk memahami, membaca, dan mengamalkan ajaran suci Islam.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan